Selasa, 17 Maret 2015

Kewajiban Hamba dalam Menjalani Agamanya

بسم الله الرحمن الرحيم

Oleh: Ustadz Abu Mushlih Ari Wahyudi

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Perkara yang wajib dilakukan oleh setiap hamba di dalam menjalani agamanya yaitu mengikuti apa yang dikatakan oleh Allah ta’ala dan apa yang dikatakan oleh Rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam serta ajaran para khalifah yang terbimbing dan mendapatkan hidayah sesudah beliau; yaitu para Sahabat dan para pengikut mereka yang setia. Sebab Allah telah mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa bukti-bukti dan petunjuk. Allah mewajibkan kepada seluruh manusia untuk beriman kepadanya dan mengikutinya secara lahir maupun batin.” (lihat Fathu Rabbil Bariyyah, hal. 7)

Senin, 16 Maret 2015

Syarat-Syarat Sahnya Shalat

Hendaklah orang yang ingin shalat meniatkan dan menentukan shalat yang hendak ia kerjakan dengan hatinya, misalnya seperti (meniatkan) shalat Zhuhur, ‘Ashar, atau shalat sunnahnya. Tidak disyari’atkan mengucapkannya karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mengucapkannya. Jika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk shalat, beliau mengucapan, “Allaahu Akbar,” dan tidak mengucapkan apa pun sebelumnya. Sebelumnya beliau tidak melafazhkan niat sama sekali, dan tidak pula mengucapkan, “Aku shalat untuk Allah, shalat ini, menghadap Kiblat, empat raka’at, sebagai imam atau makmum.” Tidak juga mengucapkan, “Tunai atau qadha'...”

Kedudukan Shalat dalam Islam

بسم الله الرحمن الرحيم

Oleh
Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi


Shalat wajib ada lima: Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, ‘Isya', dan Shubuh.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Pada malam Isra' (ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dinaikkan ke langit) diwajibkan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat lima puluh waktu. Lalu dikurangi hingga menjadi lima waktu. Kemudian beliau diseru, 'Hai Muhammad, sesungguhnya keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah. Dan sesungguhnya bagimu (pahala) lima ini seperti (pahala) lima puluh'.”[1]

Sabtu, 14 Maret 2015

Waktu-Waktu Shalat

Oleh: Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah didatangi Jibril Alaihissallam lalu ia berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Bangun dan shalatlah!” Maka beliau shalat Zhuhur ketika matahari telah tergelincir. Kemudian Jibril mendatanginya lagi saat ‘Ashar dan berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat ‘Ashar ketika bayangan semua benda sama panjang dengan aslinya. Kemudian Jibril mendatanginya lagi saat Maghrib dan berkata, “Bangun dan shalatlah.” Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam. Kemudian Jibril mendatanginya saat ‘Isya' dan berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu beliau shalat ‘Isya' ketika merah senja telah hilang. Kemudian Jibril mendatanginya lagi saat Shubuh dan berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Shubuh ketika muncul fajar, atau Jabir berkata, “Ketika terbit fajar.”

Keesokan harinya Jibril kembali mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam saat Zhuhur dan berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu beliau shalat Zhuhur ketika bayangan semua benda sama panjang dengan aslinya. Kemudian dia mendatanginya saat ‘Ashar dan berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu beliau shalat ‘Ashar ketika panjang bayangan semua benda dua kali panjang aslinya. Kemudian dia mendatanginya saat Maghrib pada waktu yang sama dengan kemarin dan tidak berubah. Kemudian dia mendatanginya saat ‘Isya' ketika pertengahan malam telah berlalu -atau Jibril mengatakan, sepertiga malam,- lalu beliau shalat ‘Isya'. Kemudian Jibril mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam saat hari sudah sangat terang dan berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu beliau shalat Shubuh kemudian berkata, ‘Di antara dua waktu tersebut adalah waktu shalat.’” [1]

Sifat Buruk Manusia: Tidak Mau Menerima Nasehat malah Menyombongkan Diri

Oleh: Ustadz Ahmad Zainuddiin

بسم الله الرحمن الرحيم

Wahai Saudaraku Seiman...

Pernah melihat orang yang dinasehati kemudian malah marah-marah..?!
Pernah melihat orang yang diinginkan kebaikan malah marah-marah...?!
Pernah melihat orang yang ditunjukkan kepadanya jalan yang lurus malah menyombngkan diri dan menentang-nentang memilih jalan yang dimurkai Allah Ta'ala..?!

Allah Ta'ala Berfirman:


وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ

Artinya: "Dan jika dikatakan kepadanya "Takutlah Kepada Allah", tibullah rasa sombong dengan (melakukan) dosa, maka cukuplah tempat yang paling pantas adalah neraka Jahannam dan sungguh ia seburuk-buruk tempat berdiam." QS. Al Baqarah: 206.

Terbaru

Tafsir Surah Al-Maun Ayat 5

Quran Surat Al-Ma’un Ayat 5  ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ  Arab-Latin: Allażīna hum 'an ṣalātihim sāhụn  Terjemah Arti: (yait...

Terbanyak dikunjungi sebulan terakhir